Tak Mudah Merelakan yang Dicintai, Tapi Kobe Bryant Melakukannya

Bryant adalah legenda bola basket, olahraga yang paling dicintai warga Amerika

Lihat kata-kata yang pernah ditulisnya, “Saya tak bisa memahami orang-orang malas. Bahasa kami tidak sama. Saya tidak memahami mereka. Saya tidak ingin memahami mereka.”

Gianna (Gigi) and Kobe Bryant.

Suatu kali ia juga menulis, “Kemenangan adalah segalanya. Tidak ada area abu-abu. Tidak ada kata nyaris.”

Dalam mencapai kemenangan pada setiap pertandingan, begini kegigihan Bryant, “Saya akan melakukan apapun untuk memenangi pertandingan, apakah dengan duduk di bangku cadangan dan melambaikan handuk, memberikan segelas air pada teman, atau merebut poin kemenangan.”

Bagi Bryant, “hal yang paling penting adalah berusaha untuk menjadi inspirasi bagi orang lain sehingga mereka bisa menjadi hebat dalam apapun yang mereka lalukan.”

Tapi Bryant juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa ia bisa juga terjatuh. Bryant pernah menuliskan sebuah kalimat, “Saya tak tahu apakah saya bisa mencapai bulan atau apapun juga. Jika saya jatuh dari tebing atau ketinggian, maka terjadilah seperti itu. Saya tetap akan belajar.”

Meski mencintai basket lebih dari segalanya, Bryant sadar bahwa tidak ada yang abadi, termasuk dengan karirnya. Tahun 2015, ia harus merelakan sesuatu yang dicintai seumur hidupnya, basket. Tidak mudah. Tapi ia berhasil melakukannya. Bryant ingin terus melakukannya, tapi ia menyadari tubuhnya tidak mengizinkan lagi.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...